Kamis, 18 Agustus 2016

Pidato Menjadi Pemuda Berjiwa Qur'ani

أَّلسّلآمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ الّله وَبَرَكَاتُه
بسم الله الرحمن الرحيم. الحمد لله الذي علم بالقلم. علم الانسان ما لم يعلم. الصلاة والسلام على رسول الله
وعلى اله وصحبه اجمعين.
قال الحكماء : شبان اليوم رجال الغد. اما بعد.
Hadrotal Mukhtarom, kepada para Alim ‘Ulama sesepuh pini sepuh yang saya hormati.
Kepada dewan juri yang saya hormati,
Kepada para peserta lomba yang berbahagia,
Dan kepada hadirin hadirot yang di muliakan Allah.
            بقولنا ألحمدلله ربّالعالمين marilah kita mengucap syukur kepada Allah SWT, atas ciptaan-Nya yang indah segalanya seperti yang ada di depan saya, nikmat-Nya yang luar biasa, buktinya kita masih bisa bernafas lega, tersenyum lebar, sehingga kita bisa berkumpul dalam majlis yang InsyaAllah Barokah, dalam keadaan bahagia, hati berbunga-bunga dan tentunya juga untuk menyaksikan kawan-kawan kita semua ini yang ingin mencari keberkahan.
            Sholawat ma’a salam marilah haturkan kepada Nabi junjungan kita, بقولنا :
يَانبى سلآم عليك يارسول سلام عليك ياحبيب سلام عليك صلواة ألله عليك
Lantunan sholawat untuk Nabi kita tercinta, Nabi penerang serta petunjuk ummat, beliaulah Nabiyullah Muhammad SAW. Dan semoga kita mendapat syafaatnya kelak yaumil qiyamat. Amiin ya robbal ‘alamiiin.
            Hadhirin Hadhirot Rohimakumullah,
Pada kesempatan kali ini, saya akan menyampaikan sedikit materi yang menyinggung tentang “Generasi Muda Berjiwa Qur’ani”.
Maraknya arus informasi, menjadi trend pemuda masa kini. Sikap islami kian menipis, terkikis oleh budaya sosial media yang mengajarkan tentang romantis-romantis. Betul ?? Kemajuan-kemajuan yang ada di zaman sekarang ini memang patut kita acungi empat jempol sekalipun dengan jempol kaki. Padahal, Generasi muda adalah generasi penerus bangsa, Generasi dambaan umat yaitu generasi yang berdaya cerdas dan perduli terhadap permasalahan bangsanya. Dapat didefinisikan sebagai individu shaleh, berakhlakul karimah dan berjiwa kepemimpinan yang sekaligus mampu menjawab tantangan perkembangan zaman.
Kalau dulu kita mainannya petak umpet, eh anak kecil sekarang mainannya “Gadget”. Kalau dulu SOS jadi permainan, sekarang COC jadi andalan. Kalo pemuda zaman dahulu ngafalin alfiah ber bait-bait, kalau pemuda sekarang mau nyebur sumur aja selfie cepret. Kalau dulu pemudanya cerdas-cerdas, tapi sekarang pemudanya nge hits – nge hits. Betul ?
Padahal, Secara rinci gambaran generasi muda berdaya cerdas, generasi perduli umat dalam pandangan Islam antara lain :
Pertama, generasi yang berkepribadian Islam (Syakhshiyyah Islamiyah) yakni generasi yang memiliki keimanan kuat terhadap aqidah Islam. Generasi tersebut menjadikan Islam sebagai gaya hidup (way of life) sehingga segala aktivitasnya didasarkan pada aqidah Islam. Dan akidah islam, berpegang teguh pada al-Qur’an. Kedua, generasi yang berjiwa pemimpin, yakni yang siap bertanggung jawab terhadap segala aktifitas dalam kehidupannya dan terhadap apa yang dipimpinnya. Mereka mengerti betul bahwa hidupnya sarat dengan amanah, dan kelak harus dipertanggung jawabkan kepada  Allah SWT.
 Kalo dulu pemudanya suka ke pesantren, tapi sekarang sukanya upload foto dulu biar keren. Kalau pemuda zaman dahulu sukanya baca Al-Qur’an, tapi pemuda zaman sekarang sukanya chating - chatingan.
Maka marilah kita tanamkan kedalam jiwa kita untuk membaca al-Qur’an. Nabi Muhammad bersabda :
ان الذي ليس في حرفه شيء من القران كالبيت الخرب (رواه الترمذى)
“Orang yang dari tenggorokannya belum pernah keluar ayat al-Qur’an sepotongpun, maka orang itu bagaikan rumah yang kosong tanpa penerangan”.
Nah, kalo sudah membaca al-Qur’an, al-Qur’annya di KEPO in dikit isinya dan diaplikasikan kedalam kehidupan. Kita sebagai seorang pemuda, seorang harus mampu berperilaku sesuai apa yang telah diajarkan dalam al-Qur’an. Dalam Al-Qur’an memuat begitu banyak aspek kehidupan manusia. Tak ada rujukan yang lebih tinggi derajatnya dibandingkan dengan Al-Qur’an yang hikmahnya meliputi seluruh alam dan isinya, baik yang tersurat maupun yang tersirat, tak akan pernah habis untuk digali dan dipelajari.
Apakah kita semua sudah menjadi generasi muda yang berjiwa qur’ani ?
            Generasi muda yang berjiwa Qur’ani adalah generasi muda yang berpegang teguh pada al-Qur’an. Tidak hanya bisa baca al-Qur’an, tapi juga bisa mengaplikasikan al-Qur’an dalam kehidupan dan kelakuan. Betul ? Namun sayangnya, kerusakan akhlak pemuda kian merajalela, halal dan haram hantam saja seolah-olah itu sudah biasa dan tidak tercela. Kekerasan dimana – mana, pergaulan bebas kian meresahkan orang tua. Pemuda sekarang sangat pintar memaki – maki, kerjaannya tiap hari ber happy-happy. Tahukah kalian semboyan pemuda masa kini ? “yang penting aku hidup sekali harus kunikmati”. Masyaallah.
شبان اليوم رجال الغذ
“Pemuda hari ini adalah pemimpin di masa yang akan datang”.
            Oleh karena itu sebagai pemuda apa yang harus kita lakukan dizaman seperti saat ini, ? yang harus kita lakukan adalah kita singsingkan lengan baju, kita rapatkan barisan, kuatkan iman, kita gerakkan amar makruf nahi mungkar. Sejalan dengan perintah ayat suci al-qur’an firman Allah dalam QS Ali-Imran ayat 104.
`ä3tFø9ur öNä3YÏiB ×p¨Bé& tbqããôtƒ n<Î) ÎŽösƒø:$# tbrããBù'tƒur Å$rã÷èpRùQ$$Î/ tböqyg÷Ztƒur Ç`tã ̍s3YßJø9$# 4 y7Í´¯»s9'ré&ur ãNèd šcqßsÎ=øÿßJø9$# ÇÊÉÍÈ
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung”.
Hadirin,
Oleh karenanya, dari keterangan ayat diatas pemuda zaman sekarang dituntut tidak hanya pinter ngaji, tapi pemuda zaman sekarang harus bisa tampil sebagaimana tokoh khulafaur rasyidin. seperti Sayyidina ali. Pemuda yang intelek, masih muda tapi rela mngorbankan jiwa dan raganya demi keselamatan  rasul di malam hijrah. Ada lagi, Ashabul Kahfi, yang rela meninggalkan kampung halaman demi mempertahankan iman dan membela Agama.  
Oleh karenanya pemuda zaman sekarang harus mampu menjadi pelopor bukan pengekor. Pemuda sekarang harus berjiwa al-Qur’an, bukan berjiwa anak jalanan. Katakanlah bathil pada perkara bathil, katakanlah benar pada perkara benar, jangan takut dibilang pemuda yang ketinggalan zaman, jangan takut dibilang pemuda yang tak tau gegernya dunia, dan jangan takut dibilang pemuda yang tak tau sosial media. Tapi takutlah jika dibilang pemuda yang tak bisa membaca dan berahlak al-Qur’an.
Saya punya sebuah lagu
La la
La berakhlak cela. La akhlak madzmumah. Jadilah pemuda berjiwa al-Qur’an.
Mari jadikan al-Qur’an sebagai pedoman berakhlak mulia supaya bahagia.
Wo oh oh (6x)
Mari berakhlak al-Qur’an.
Wo oh oh (6x)
Mari berjiwa al-Qur’an.
Sebagai pemuda, semoga kita semua mampu mengagumkan nama di masyarakat  agama bangsa dan negara. Tak hanya bisa baca al-Qur’an, tapi menjadikannya sebagai pedoman dalam berkelakuan.
Kurang lebihnya itu yang dapat saya sampaikan.
Saya tak merdu melantunkan ayat,
Saya tak pandai merangkai kata menjadi kalimat,
Dan saya tak mahir berceramah seperti ustadt,
Namun semoga, apa yang saya sampaikan dapat bermanfaat.
Saya punya sebuah pantun :
Kalau ada jualan sikat,
Sikat yang bagus biar saya pesan
Walau pertemuan kita singkat
Biar begitu tapi membawa kesan

والله الموافق الى اقوم الطريق والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته





                                                                                                           


                                                                                                Fitri Ratna Sari


                                                                                                

1 komentar:

  1. Menginspirasi. Izin menjunjung tema ini untuk referensi pidato saya ya kakk

    BalasHapus